Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 11 Mei 2016

Batik Nganjuk Sebagai Hasil Budaya Kabupaten Nganjuk

Awal mula ide desain Batik Nganjuk berawal dari rasa kepedulian Tim Penggerak PKK Kabupaten Nganjuk terhadap produksi daerah dan pelestarian sejarah kabupaten Nganjuk. Dimana dalam desain Batik Nganjuk menggambarkan Prasasti Anjuk Ladang yang telah dimodifikasi sehingga batik tersebut dapat diterima masyarakat luas serta mampu bersaing dengan batik batik dari daerah lainnya.

Contoh Motif Batik Nganjuk

Batik Nganjuk menggunakan dua cara dalam pembuatannya yaitu dengan cara menulis atau batik tulis, dan dengan cara di cap atau batik cap. Kalau menggunakan Batik Tulis maka alatnya adalah canting, sedangkan batik cap menggunakan cap atau stempel. Kain yang digunakan adalah kain Mori, Santung, Serat kayu dan Sutera.

prasasti anjuk ladang - abdi kanjeng
Prasasti Anjuk Ladang

Proses membuat Batik Nganjuk menurut penelusuran dari berbagai sumber jenis tulis dibutuhkan waktu selama lima hingga tujuh hari. Namun juga tergantung dari proses pewarnaannya. Semakin banyak warna yang dipakai, tentu juga makin rumit pembuatannya dan lebih lama jadinya. Untuk Batik Nganjuk sendiri dibuat menggunakan cap atau stempel untuk membatik. Karenanya prosesnya juga lebih mudah dan lebih cepat. Saat ini ada dua macam stempel sebagai cap khas Batik Nganjuk. Dari motifnya bisa diketahui kalau di stempel tersebut ada gambar tugu Anjuk Ladang (jayastamba) sebagai ciri khasnya. Namun selain cap khas Batik Nganjuk juga disediakan cap bermotif lainya yang sudah bersifat umum.


Dalam membuat kain Batik Nganjuk, proses pengerjaannya dikerjakan oleh kaum laki-laki. Mulai dari pengecapan di atas kain putih dengan stempel. Kemudian dicolet dengan warna tertentu sesuai selera atau pesanan. Kemudian dipopok. Artinya motif yang sudah dicolet diberi malam (lilin) agar warnanya tidak ikut pudar atau ikut terkena warna lain. Dalam proses pemopokan ini, pembatik menggunakan canting untuk memopok bagian dari kain dengan warna tertentu. Setelah dipopok, kain direbus agar malam jadi luntur dankain kelihatan warna aslinya. Setelah itu barulah kain direndam dan dibilas dengan air dingin. Lalu dijemur di luar atau diangin-angin. Tidak terlalu rumit namun perlu ekstra teliti dan hati-hati dalam pembuatannya. Karena kain batik yang sudah terkena cap tidak bisa diulang kembali.

Khusus untuk Batik Nganjuk, Ibu Ita Taufiqurrahman mengkursuskan 11 orang pemuda ke Pekalongan. Di kota Batik ini, selama delapan hari mereka belajar membatik mulai dari proses awal hingga menjadi kain batik jadi. Agar diharapkan di Nganjuk mempunyai ciri serta pengembangan budaya yang baik. Dan hal yang membanggakan kain batik nganjuk kini telah dikenal di tingkat nasional setelah mengikuti acara fashion show di Surabaya dan Jakarta beberapa waktu lalu. Karenanya, sebagai warga Nganjuk, kita harus bangga dan ikut melestarikan Batik Nganjuk ini. Apalagi berdasarkan sumber wikipedia UNESCO telah mengukuhkan BATIK Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (the world cultural heritage of humanity from Indonesia). Jika Anda merasa sebagai bangsa Indonesia, mari kita pakai baju batik pada tgl 2 Oktober Mari mengenakan batik sebagai wujud pelestarian budaya Indonesia. 

0 komentar:

Posting Komentar